By Dwijo Suyono
“JOURNALJOGJA-SLEMAN-Menyambut akhir tahun 2021 ini sejumlah 30 seniman yang berasal dari berbagai kota yang ada di Jwa menggelar pameran lukian dalam tema Srawung Rasa, pameran yang di helat di Peace Village , di Ngaglik, Sleman ini berlangsung sejak 20 hingga 30 Desember. Demikian diungkap Karsono selaku ketua panitia pameran tersebut.
Lebih jauh Karsono mengemukakan bahwa ini dsebuah pameran lukisan yang memajang beragam karya hasil sentuhan tangan langsung manusia, salah satunya karya Yenny Wahid yang merupakan putri Presiden RI ke-4 Abdurahman Wahid atau Gusdur. Tidak kurang 50 karya lukis. Karya lukis yang dipamerkan antara lain karya seniman Nasirun, Bayu Wardhana, Ledek Sukadi, Robert Nasrullah hingga lukisan karya Yeni Wahid. Ujarnya Minggu (26/12-2021)
Sementara untuk tema yang diambil yakni Srawung Rasa , Karsono menjelaskan bahwa , seni sangatlah berkaitan dengan rasa .
“Srawung Rasa adalah istilah yang berarti pertemuan yang dilakukan lebih dari satu orang atau kelompok. Dengan srawung masyarakat bisa saling ngudoroso atau berbagi rasa menyampaikan realitas kehidupan yang terjadi di sekitarnya, tidak hanya dalam pikiran namun juga pengungkapan perasaan,” terang Karsono.
Ia menjelaskan tema-tema sosial, toleransi, keberagamaan di sini diberikan ruang ekspresi melalui media seni lukis. Melalui beragam kreativitas, nilai-nilai inklusivitas, keragaman, kemanusian dan kedamaian, dikembangkan dan dituangkan dalam karya-karya lukis yang merupakan kolektivitas gagasan dalam ruang tersebut.
“Pameran ini juga dalam rangka menyemarakkan Muktamar NU ke-34 di Lampung, sekaligus mengajak kita berkumpul untuk mengapresiasi kebersamaan, menebar senyum gembira dengan guyub rukun,” tutur Karsono.
Mewakili Peace Village, Bambang Paningron menjelaskan pameran lukis Srawung Rasa merupakan pameran perdana, yang diadakan di Peace Village. Menurutnya, Peace Village menjadi ruang temu, ruang dialog para seniman, sekaligus menjadi ruang eksplorasi dan pengembangan kreativitas secara kolektif. Tidak hanya seni rupa, tapi juga seni musik, dan seni lainnya.
“Peace Village sebagai ruang apresiasi tentang damai, kali ini menyampaikan beragam karya lukis sebagai media apresiasi nilai-nilai indahnya kebersamaan, dan diharapkan dapat menebar damai bagi semua,” ucap Bambang. (dwi)