By Dwijo Suyono
JOURNALJOGJA<JOGJA-Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) menargetkan pendirian pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Kalimantan Barat , menjadi satu dari tiga target strategis yang akan menjadi sasaran pokok kegiatan di tahun 2021 hingga 2024 , dua lainnya yakni Pengembangan Radio Isotop serta Sistim Terintegrasi data ukur radioaktif, hal tersebut dikemukakan oleh Kepala BATAN Anhar Riza Antariksawan, pada Senin (12/5) kepada awak media di Resto Lombok Ijo Yogyakarta.
Pekerjaan studi tapak atau lokasi ini merupakan studi awal dan sudah di dilaksanakan pada awal 2020, studi ini merupakan analisa terkait posisi geografis tempat yang akan dijadikan lokasi pendirian PLTN. Setelah studi tapak, akan dilanjutkan dengan studi energy, lingkungan, studi ekonomi , jasil studi ini akan menjadi dasar pemerintah untuk menentukan layak tidaknya Kalimantan Barat menjadi lokasi pendirian PLTN,” kata Anhar.
Anhar juga menjelaskan bahwa pandemi Covid-19,memberikan pengaruh kepada target pengerjaannya , yakni karena pandemi ini kegiatan studi tapak terpaksa harus dihentikan.
Rencananya tahun ini studi akan diteruskan dengan melibatkan banyak pihak termasuk akademisi, untuk memperkuat hasil studi, jelasnya lagi.
Ditambahkan Anhar bahwa pembangunan PLTN yang direncanakan merupakan PLTN dengan kapasitas 350 Megawatt Elektrik (MWE), dan didasarkan pada penggunaan teknologi terbarukan dalam PLT yakni menggunakan teknologi small modular reactor (SMR) .
Terkait kepastian PLTN ini akan dibangun, Anhar menjelaskan bahwa hal tersebut sepenuhnya wewenang yang ada pada pemerintah pusat, dan BATAN hanya sebatas memberikan analisa dan penyiapan lokasi .
Sementara untuk target kedua yang akan menjadi bagian penting riset program BATAN ialah pengembangan produk-produk radiologi untuk kesehatan.
Tahun lalu BATAN telah mengembangkan lima produk yang dihasilkan dari proses radioisotop dan radio paramedika yang bertujuan membantu diagnosis kesehatan berdasarkan teknologi nuklir, dan teknologinuklir ini juga dapat dipakai sebagai deteksi berbagai penyakit selain untuk pengobatan seperti penyaki kanker , dan produknya dikenal dengan Teknisium 99 M , terang Anhar.
Anhar juga menjelaskan bahwa target ketiga yang akan dikerjakan dalam program riset BATAN ialah Riset pengembangan sistem pemantauan aktivitas radiasi di untuk keselamatan dan keamanan.
Sistem ini nantinya bakal melibatkan BMKG untuk memantau kualitas udara di lingkungan apakah ada paparan radiasi atau tidak, sehingga akan dapat dilakukan tindakan yang tepat jika terjadi kontaminasi radiasi di sekitar tempat tersebut, sistim ini akan menjadi bagian penting di berbagai fasilitas yang ada di Indonesia, pemantauan ini sebagai antisipasi adanya dampak dari pengembangan teknologi nuklir dari berbagai negara . Selain itu BATAN a juga mengembangkan portal yang nantinya dipasang di pelabuhan-pelabuhan untuk mengetahui ada tidaknya material radioaktif yang masuk. Dan Semua sistim yang dibuat akan dikendalikan oleh BAPETEN,” Tutup Anhar.(dwi)