PENDIDIKAN & OLAHRAGA
Staf Khusus Presiden Angkie : Penyandang Disabilitas Yogyakarta miliki Potensi Wirausaha Mandiri dan Unggul
By Dwijo Suyono
JOURNALJOGJA-Yogyakarta – Staf Khusus Presiden, Angkie Yudistia, menggelar kegiatan pendampingan
wirausaha khusus penyandang disabilitas di Yogyakarta. Kegiatan tersebut dihadiri langsung oleh Kanjeng Gusti Putri Paku Alam X.
Kegiatan yang dilakukan merupakan komitmen pemerintah dalam menghadirkan persamaan hak bagi
penyandang disabilitas di sektor ekonomi.
“Saya sangat bereterima kasih atas sambutan Kanjeng Gusti Putri Paku Alam X yang
dengan begitu ramah menerima kehadiran kami. Kedatangan kami disini untuk bersamasama pemerintah provinsi D.I. Yogyarkarta mendorong penyandang disabilitas untuk belajar dan berkembang menjadi wirausaha mandiri.” Tutur Angkie saat berkunjung ke Yogyakarta (14/04).
D.I. Yogyakarta merupakan provinsi dengan potensi nilai ekonomi tinggi karena menjadi salahsatu destinasi wisata baik wisatawan lokal maupun asing di Indonesia. Oleh karena itu, Angkie menginginkan peningkatan kualitas SDM penyandang disabilitas di Yogyakarta agar mampu berdaya saing dan menjadi wirausaha mandiri yang kreatif.
“Yogyakarta dengan segala keindahannya merupakan magnet bagi turis dalam negeri maupun luar negeri, sehingga daerah wisata yang luar biasa ini harus dibarengi dengen kesiapan warganya untuk menghasilkan produk-produk kreatif yang memiliki nilai ekonomi. Tidak terkecuali bagi penyandang disabilitas yang sangat memungkinkan menjadi pelaku usaha di Yogyakarta.” Jelas Angkie.
Angkie menyebut penyandang disabilitas cenderung memiliki kerentanan yang tinggi untuk mengalami hambatan dalam berbagai hal, termasuk pertumbuhan ekonomi. Hambatan tersebut tidak hanya dari kesempatan untuk menikmati hasil pertumbuhan ekonomi tetapi juga kesempatan berpartisipasi aktif dalam perputaran roda perekonomian
“Penyandang disabilitas sangat rentan terhadap situasi ekonominya, baik pasif maupun aktif karena keterbatasan memeroleh akses dan informasi. Pelatihan untuk peyandang disabilitas dapat membuka akses keterlibatan mereka sebagai wirausaha akan memberikan nilai ekonomi yang berdampak pada peningkatan kualitas hidup temanteman penyangang disabilitas.” Ujarnya lagi.
Gerakan Pewujudan Ekosistem Inklusif yang digagas Angkie Yudistia di Jakarta beberapa waktu lalu, memiliki empat pilar yaitu, rumah digital disabilitas, pusat pelatihan vokasi disabilitas, inkubator umkm disabilitas, dan disabilitas bisa kerja. Inkubator UMKM disabilitas menjadi satu pilar yang ingin diwujudkan di Provinsi D.I.
Yogyakarta. Penyandang disabilitas D.I. Yogyakarta berdasarkan data Susenas Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 sebanyak 306.225 jiwa. Hal tersebut menunjukkan banyak potensi disabilitas di D.I. Yogyakarta yang bisa dilatih dan dikembangkan kemampuannya untuk kemudian menjadi pelaku usaha.
“Saat ini kami telah mengumpulkan 50 orang penyandang disabilitas di D.I. Yogyakarta untuk mengikuti pelatihan agar mereka memiliki kemandirian berwirausaha yang berkesesuaian dengan kebutuhan pasar.” Ucap Angkie.
Menariknya, dari 50 peserta yang mengikuti pelatihan Inkubator UMKM Disabilitas, 70 persen diantaranya merupakan penyandang disabilitas perempuan dan 30 persen lainnya adalah laki-laki.
“Kami juga ingin menunjukkan bahwa banyak srikandi disabilitas di Yogyakarta yang mampu berkontibusi dalam pembangunan ekonomi wilayahnya dengan menjadi pelaku usaha kecil dan menengah” Tegas Angkie.
Sebagai penyandang disabilitas, Angkie meyakini, kehidupan sosial yang ramah dan melibatkan disabilitas secara aktif dalam pembangunan sebuah wilayah bisa tercipta dengan adanya kolaborasi serta sinergitas dari tiap pihak yang memiliki visi serta tujuan baik bersama untuk pengembangan kualitas sumber daya manusia penyandang disabilitas di Indonesia.
“Kita bisa meningkatkan kualitas SDM Disabilitas dalam bidang ekonomi dengan bersinergi bersama seluruh pihak sehingga dapat menjadikan penyandang disabilitas sebagai wirausaha yang mandiri dan unggul.” Tutup Angkie (*/dwi)