By Dwijo Suyono
JOURNALJOGJA-WATES-Melimpahnya kunjungan wisatawan ke Yogyakarta akhir akhir ini , merupakan fenomena yang tidak terhindarkan, apalagi dalam hari hari liburan menjelang akhir minggu . Dapat dirasakan macetnya berbagai ruas jalan seolah tidak mampu menampung jumlah kendaraan yang akan melewati ruas jalan tersebut, belum lagi penuhnya jumlah pejalan kaki yang ingin menikmati Malioboro dan berbagai obyek wisata lainnya di seantero Yogyakarta ini.
Salah seorang anggota DPRD DIY sempat memposting kepadatan tersebut dengan mengunggah kemacetan jalan serta komentar bahwa perjalanan yang biasanya di tempuh dari Bantul ke kota Jogja hanya setengah jam , kemarin ini dilalui dengan menempuh dua hingga dua setengah jam perjalanan . Kepadatan para wisatawan ini juga memiliki dampak yang sigfnifikan bagi gerakan roda perekonomian bagi masyarakat DIY , yang menggantungkan pada geliat sektor pariwisata. Demikian awal obrolan Anggota DPRD DIY Lilik Syaiful Ahmad dengan redaksi Journal Jogja , Senin (13/12-2021) terkait sektor pariwisata .
Fenomena mbludaknya jumlah pengunjung atau wisatawan di Yogyakarta , terlebih pada hari libur harus menjadi atensi semua pihak , termasuk pihak yang berhubungan dengan sektor kepariwisataan , artinya apa bahwa kita juga harus menyadari bahwa saat ini masih berada dalam ancaman pandemi . Dan yang terpenting ialah bahwa semua pihak yang berkompeten harus mampu menciptakan Yogyakarta sebagai destinasi wisata yang berkelas nyaman dan aman , ujar anggota Fraksi Partai Golkar DPRD DIY.
Lebih lanjut Lilik yang pernah aktif di Forum Silaturahmi Insan Pariwisata (Forsipa ) ini juga menjelaskan bahwa ada mind set penting yang harus dimiliki semua unsur yang berkaitan dengan pariwisata Yogyakarta .
Mindset tersebut ialah bahwa Yogyakarta hendaknya menggunakan dasar Quality and Culture Tourism, yakni dimana periwisata Yogyakarta harus memiliki mutu di semua aspeknya , termasuk sarana yang menghubungkan obyek obyek wisata , dan obyek wisata harus memenuhi standar CHSE yaitu, cleanness (kebersihan), healty (kesehatan), safety (keselamatan dan kenyamanan) , dan enviroment (lingkungan yang terjaga) di semua sektor baik akomodasi transportasi hingga kuliner , bahkan cindera mata ,sehingga para wisatawan atau pengunjung akan merasa nyaman dan mendapatkan apa yang diinginkan ketika berlibur ke Yogyakarta, ujar anggota Komisi C DPRD DIY tersebut .
Sedangkan terkait Culure Tourism Lilik menegaskan bahwa , aspek budaya bukan hanya pada obyek semata tetapi juga kepada perilaku masyarakat dan insan pariwisata dalam menyambut para tamu tersebut ,
sehingga kekuatan budaya masyarakat Yogyakarta akan menjadi kenangan indah bagi para wisatawan , dan tidak ada lagi keluhan para wisatawan terkait harga makanan atau parkir atau yang lainnya yang dirasakan memanipulasi . Inilah yang dibutuhkan untuk membangkitkan pariwisata Yogyakarta sebagai sebuah destinasi yang berkelas dan berbudaya , tegasnya.
Diakhir dialog Lilik berpesan agar koordinasi dan kerjasama antara semua elemen termasuk masyarakat juga menjadi faktor penting dalam menuju kesuksesan pariwisata Yogyakarta . (dwi)