PENDIDIKAN & OLAHRAGA
Tim PKM-RSH Fakultas Kesehatan (FKES) IIK BHAKTI WIYATA Simpulkan bahwa AI Seperti Pisau Bermata Dua
By Dwijo Suyono
JOURNALJOGJA-Kediri- Saat ini perkembangan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) sangat pesat dengan tren yang terus meningkat dan tidak dapat dihindari. Meski kerap dianggap mengancam keberdayaan manusia di dunia kerja, nyatanya AI turut bermanfaat bagi sebagian orang. Bahkan, dalam dunia Pendidikan, khususnya dalam Pendidikan Keperawatan ini sangat berpotensi untuk merevolusi proses asuhan keperawatan dan meningkatkan kesehatan pasien di bidang keperawatan. Meskipun penggunaan AI dalam Pendidikan Keperawatan semakin meningkat, penelitian mahasiswa perawat untuk mengadopsi teknologi Ai dalam studi keperawatan masih kurang. Dengan mengambil topik tersebut mahasiswa Keperawatan IIK BHAKTI WIYATA KEDIRI berhasil lolos pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Riset Sosial Humaniora. Demikian seperti rilis berita yang diterima redaksi pada Jumat (19-7-2024)
Tim PKM-RSH ini beranggota empat mahasiswa dari Fakultas Kesehatan (FKES) IIK BHAKTI WIYATA. Mereka adalah Mochammad Rizqillah Safi’il Adzim, Mohammad Amiruddin, Siti Wulandari, Rafi Hadi Winata tawarkan inovasi mereka. Dengan didampingi oleh Yohanes Andy Rias S.Kep., Ns., M.Kep., PhD.
Lebih Dekat Dengan Policy Brief
Rizqillah selaku ketua tim menuturkan bahwa latar belakang ide yang dibawakan oleh timnya dalam PKM tersebut karena tingginya penggunaan Artificially Inteligence. Mulai Chat GPT, Gemini, dan situs AI lainnya, dalam Pendidikan Keperawatan AI ini perkembangannya sangat pesat dan tren nya terus meningkat. Dan penelitian untuk mengadopsi teknologi AI dalam studi Keperawatan ini juga masih kurang. Sehingga, Rizqillah dan tim tertarik untuk meneliti topik tersebut.
Mengenai AI, tim itu menawarkan suatu policy brief. Yakni, berupa kebijakan ataupun rekomendasi yang dapat menjadi pertimbangan bagi pihak-pihak terkait. Karena jika dilihat, perkembangan AI yang ada dapat memberikan dampak baik maupun buruk. AI dirasa sangat membantu, khususnya di bidang Pendidikan Keperawatan.
AI sendiri seperti pisau bermata dua, karena ini merupakan teknologi inovatif yang tidak bisa dihindari dan tentunya juga membawa dampak positif, meski tidak dapat dipungkiri jika penggunaannya yang berlebihan dapat membawa dampak buruk,” jelasnya.
Rizqillah berharap melalui ide dan inovasi yang dibawanya bersama tim dapat menjadi tawaran yang baik untuk dunia pendidikan Keperawatan kedepannya. “Karena yang kami bawakan lebih kepada kebijakan, seperti saran dan rekomendasi untuk mahasiswa keperawatan dalam melakukan praktik keperawatan, sehingga diharapkan mengetahui dampak positif dan negatif AI” tutupnya. (*)